Minggu, 29 Maret 2015

PEDOMAN SUKSES BERCOCOK TANAM PADI ORGANIK



PEDOMAN SUKSES
BERCOCOK TANAM PADI ORGANIK
I.  Pendahuluan
          Budidaya tanaman padi merupakan budidaya tanaman yang relatif cukup sulit untuk mendapatkan hasil yang maksimal karena berbagai penyebab kegagalan saling silih berganti mulai dari masalah benih, pengairan, pupuk, cuaca yang ekstrim, banyaknya gangguan hama penyakit dan masih banyak lagi yang lainnya.
          Berdasarkan kondisi ini selain masalah pemupukan, gangguan Hama Penyakit merupakan gangguan yang relatif lebih dapat dikendalikan, namun bila tidak tepat waktu, dosis, jenis dan cara dapat mengakibatkan kerusakan hebat bahkan sampai puso.
II.        LANGKAH-LANGKAH SUKSES BERCOCOK TANAM PADI ORGANIK
1.  Bagian Umum
a.  Pengolahan Tanah : lakukan seperti biasa, sesuaikan dengan musim tanam spesifik lokasi sekaligus pemberian pupuk organik (Pupuk Organik Cair Hayati/Pupuk Kandang/kompos/bokhasi).
b.  Pesemaian Padi: usahakan umur pesemaian yang dipindahtanamkan masih cukup muda +14-21 hari
c.  Penanaman : Tanam padi jangan terlalu dalam, cukup  + 2-3 cm dengan jumlah 2-5 batang / lobang. Jarak tanam disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah dan varietas padi; penggunaan jarak tanam legowo 2:1 sangat dianjurkan atau sesuai anjuran setempat. Legowo 4:1 cukup ideal.
d.  Pemupukan Dasar : sebelum penanaman bersamaan dg pengolahan tanah berikan pupuk organik sesuai dosis yang dianjurkan, atau 10-20 ton/ha pupuk kandang; atau pupuk organik-hayati hasil fermentasi (cair/padat) yang setara; atau biasanya sekitar + 3-6 liter per ha (ikuti petunjuk produsennya, contoh : BIOTOGROW GOLD) sekaligus untuk sterilisasi lahan dari penyakit tular tanah (perbanyaklah pemberian pupuk hayati.)
2.  Bagian Inti
a.  Lakukan pengendalian Hama Tikus diawal musim tanam (sejak pengolahan tanah sd selesai tanam) dengan pengumpanan (racun), emposan, memasang perangkap, dlsb. Secara bersama-sama. Agar tikus tidak lagi menyerang pada waktu tanaman padi sudah besar. Dan pengendalian hama penyakit dapat diselesaikan satu persatu, tidak menumpuk pada waktu tanaman padi sudah besar (mana harus mengendalikan tikus mana harus mengendalikan hama penyakit lainnya)
b.  Padi umur +1 minggu hst semprot dengan pupuk organik-hayati ( misal: Biotogrow ) dan biopestisida yang mengandung cendawan Beauveria Bassiana dan Metharizium Anisopliae dan atau biopestisida yang mengandung bakteri Bacilus turingensis dengan kerapatan minimal 10 pangkat 8 cfu  untuk persiapan dan sebagai benteng pertahanan awal, berfungsi mengendalikan penggerek batang, wereng, walang sangit & beberapa hama lainnya.
c.  Padi umur +2 minggu (+15 hari) hst, lakukan pemupukan susulan (semprot) dengan pupuk organik-hayati (misal: Biotogrow ) sesuai dosis yang dianjurkan.
Setelah pemupukan susulan, +1-3 (tiga) hari (jangan terlambat) lakukan pengendalian hama khususnya Penggerek Batang dan Wereng (semprot) dengan biopestisida yang mengandung cendawan Beauveria Bassiana dan Metharizium Anisopliae dan atau biopestisida yang mengandung bakteri Bacilus turingensis dengan kerapatan minimal 10 pangkat 8 cfu Atau memakai pestisida organik/Nabati.
d.  Padi berumur + 25 hst, lakukan pemupukan susulan (semprot) dengan pupuk organik-hayati (misal: Biotogrow ) sesuai rekomendasi. Setelah pemupukan susulan, +1-3 (tiga) hari (jangan terlambat) lakukan pengendalian hama khususnya Penggerek Batang dan Wereng dengan semprot biopestisida yang mengandung cendawan Beauveria Bassiana dan Metharizium Anisopliae dan atau biopestisida yang mengandung bakteri Bacilus turingensis dengan kerapatan minimal 10 pangkat 8 cfu. Atau memakai pestisida organik/Nabati.
e.  Padi umur +35hst, lakukan pemupukan susulan (semprot) dengan pupuk organik-hayati (misal: Biotogrow ) sesuai rekomendasinya
f.  Padi berumur + 45 hst (primordia), lakukan pemupukan susulan (semprot) dengan pupuk organik-hayati (misal: Biotogrow ) sesuai rekomendasi. Setelah pemupukan susulan, +1-3 (tiga) hari (jangan terlambat) lakukan pengendalian hama khususnya Penggerek Batang, Wereng dan Walangsangit dengan semprot biopestisida yang mengandung cendawan Beauveria Bassiana dan Metharizium Anisopliae dan atau biopestisida yang mengandung bakteri Bacilus turingensis dengan kerapatan minimal 10 pangkat 8 cfu. Atau memakai pestisida organik/Nabati. Untuk penyakit (blast) gunakan agen hayati berbahan aktif coryne bacterium / bacteri polymyxa”.
g.  Padi umur + 55 hst ( mulai keluar malai ) lakukan sekali lagi pengendalian hama dengan menyemprot pupuk organik-hayati (contoh: Biotogrow ) dan biopestisida yang mengandung cendawan Beauveria Bassiana dan Metharizium Anisopliae dan atau biopestisida yang mengandung bakteri Bacilus turingensis dengan kerapatan minimal 10 pangkat 8 cfu. Atau memakai pestisida organik/Nabati. Untuk penyakit (blast) gunakan agen hayati berbahan coryne bacterium / Bacteri Polymyxa”.
h.  Jika kondisi lingkungan mengharuskan pengendalian hama penyakit secara cepat (eksplosi) lakukan pengendalian dengan pestisida kimia yang sesuai dengan cara bijaksana.
III.     Penutup
Berdasarkan perhitungan, bila jarak tanam padi tegel 25x25 cm, kehilangan 1 (batang/tangkai) padi per rumpun, dalam 1.600 m2 kehilangan produksi padi sebesar + 100 kg (dengan catatan rata-rata jumlah biji per malai sebanyak 150 butir). Jika harga padi gkp Rp 4000,- jika dinilai dengan uang setara dengan + Rp. 400.000,-
Dengan mengorbankan 1 batang/tangkai per rumpun untuk biaya pengendalian hama/penyakit, kita dapat menyelamatkan seluruh rumpun yang ada. Jika rata-rata anakan padi 20 batang per rumpun, maka potensi produksi padi kita mencapai + 12.000 kg / ha. 
Belum lagi bila bulir permalainya sampai > 300 biji/malai.... produksinya akan sangat memuaskan..
 SELAMAT MENCOBA, SEMOGA BERHASIL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar